Endah Retnowati: A Sophisticated Milist

I just want to say that this is a sophisticated milist. We can learn each other though we don't know each other. All of us should acknowledge that the soul of the milist certainly will encourage our higher education, no matter slowly but sure.

Best regards for all of the moderators and participants. :)

Donny Lesmana: Jangan Pernah Menyerah!

Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Moderator Milis Beasiswa ini.

Terima kasih untuk semua informasi berharga yang ada dalam milis ini. Alhamdulillah saya mendapat beasiswa ADS dan telah menyelesaikan Pelatihan Bahasa Inggris. Rencananya saya akan berangkat ke Australia pertengahan Januari 2006. Saya mengambil Master of Financial Mathematics di University of Western Australia (UWA), Perth. (-sebagian dihapus-)

Untuk teman-teman yang masih berjuang memperoleh beasiswa, JANGAN PERNAH MENYERAH, karena siapa tahu tinggal selangkah lagi perjuangan Anda membuahkan hasil.

Dulu saya sampai 5 kali gagal mendapat beasiswa, padahal sudah dicoba ke berbagai negara. Mendapat beasiswa ADS-pun baru pada percobaan yang kedua. Pesan saya, tetaplah rendah hati. Jangan pernah terlalu bangga dengan status IPK dan Pekerjaan. Itu tidak menjamin apapun. Saya salah satu Dosen di PTN di Jawa Barat dengan IPK di atas 3.5, tapi tetap saja berkali-kali gagal. Jadi, tetaplah menjadi seseorang yang rendah hati dan jangan pernah berhenti berdoa & meminta kepada Yang Maha Pemurah.

Selamat Berjuang !!!

Rika: Keuletan Adalah Kunci Keberhasilan

Dear All,

Salam sejahtera,

Sebelumnya saya ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada para moderator dan anggota m'list ini yang telah dengan ikhlas berbagi dengan sesama pengalaman - pengalaman yang berharga. Saya banyak mendapat manfaat dari situ.

Alhamdulillah, setelah menunggu sekitar 6 bulan akhirnya tanggal 15 Agustus kemarin saya mendapat pemberitahuan bahwa saya mendapat beasiswa ADB di fakultas kedokteran Tokyo University. Yang lebih membahagiakan, saya bisa berkumpul kembali bersama suami saya yang sudah lebih dulu berada di Tokyo untuk belajar IT di Waseda University dengan beasiswa JDS.

Memang betul apa yang dikatakan beberapa member mi'list ini bahwa keuletan adalah kunci keberhasilan. Kami berdua bukanlah orang dengan spesifikasi yang 'perfect'. Yang kami jalankan adalah berusaha dan terus berusaha, dan tentu saja berdoa. Dan akhirnya syukurlah Tuhan mendengar apa yang kami minta.

Kerja keras dan keuletan hanya akan lahir kalau kita punya niat baja yang ditunjang dengan ketulusan. Dengan niat baja apapun bisa kita lakukan, termasuk menyiapkan proposal yang menarik dan menyulap nilai TOEFL menjadi tinggi. Tentu semua kita harus kita awali dengan beljara, dan kita akan mudah mempelajari semua itu jika motivasi kita benar-benar memadai.

Tapi sekali lagi kita harus sadar bahwa Tuhan-lah yang menentukan. "Boleh jadi kamu mengingini sesuatu padahal ia belum tentu baik bagimu, dan boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia baik bagimu". Jadi percayalah, kadang pilihan tidak diterima beasiswa-pun adalah satu rencana Tuhan yang harus kita yakini akan membawa satu hikmah dan kebaikan di masa depan.

Selamat berjuang dan berdoa...

Wassalam,

Rika

Ediawan: Terus Berjuang!

Yth.
moderator dan millister semua.

Saya ingin mengucapkan terima kasih atas semua info dan pengalaman yang telah teman-teman berikan.
Syukur pada Tuhan saya sudah mendapatkan beasiswa yang selama ini saya perjuangkan.
Saya diterima pada Program beasiswa Double Degree Bappenas 2004 di MIE-UI dan VU Amsterdam (yang sempat tertunda).
Mulai senin saya akan mengikuti kursus persiapan bahasa selama 5 bulan sebelum benar-benar kuliah.

Buat teman-teman seperjuangan yang masih berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkan : Terus berjuang! pantau terus millis ini.dan buat para moderator : Terimakasih banyak. semoga kerja keras anda semua mendatangkan limpahan rahmat dan kebahagiaan dari Nya.


salam
ediawan@mailhost.bps.go.id

Lina Alexandra: Tips seputar beasiswa sangat berguna

Dear milisters,

Saya, Lina Alexandra ingin mengucapkan terima kasih buat info2 serta tips seputar beasiswa yg sangat berguna. Saya berhasil memperoleh beasiswa ADS 2005 untuk program master utk program peace and conflict studies, rencananya di ANU. Jika tidak ada halangan akan berangkat pada bulan Juni 2005. Mohon doa restu dr teman2 sekalian dan sekali lg terima kasih banyak buat para moderator yg sudah mengelola milis ini tanpa pamrih.

Salam hangat,
Lina
<linaardelia@yahoo.com>

Ira: Gigih and bersabar

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Sekitar pertengahan 2003 saya mengirimkan undangan lewat milis beasiswa untuk mengajak teman-teman yang berminat memperbaiki nilai GMAT untuk membentuk kelompok belajar bersama dengan motto "dari kita untuk kita".

Segera setelah undangan saya dimuat, terdaftar sekitar 70-an peminat. Sayangnya sekitar 30 orang diantaranya berada di luar Jakarta sehingga tidak bisa ikut bergabung. Mereka berharap agar kelompok belajarnya virtual (lewat e-mail) yang sayangnya tidak dapat saya bantu karena sistem belajar yang saya yakini efektif adalah yang tatap muka (apalagi penjelasan untuk setiap jawaban soal biasanya sangat panjang dan 'seru'). Dari sekitar 40 orang yang berada di Jakarta, hanya sekitar 15 orang yang betul-betul sempat bertemu saya dan dari 15 itu, hanya sekitar 10 orang
yang betul-betul ikut kegiatan belajar, dan dari situ, hanya sekitar 5 yang betul-betul tekun.

Hal terpenting yang saya dapatkan dari kelompok belajar ini adalah 'teman seperjuangan'. Meskipun kami bertemu hanya 2 atau 3 kali dalam sepekan, kami saling menyemangati dan mendorong agar setiap anggota juga belajar sendiri di rumah masing-masing.

Alhamdulillah, saya mencapai nilai GMAT yang baik dan sekarang saya mendapat beasiswa dari Sampoerna Foundation ke Australia. InsyaAllah akan berangkat pertengahan Januari 2005.

Meskipun agak klise, saran untuk teman-teman yang sedang berusaha mendapatkan beasiswa adalah:
1. Jangan pernah menyerah. Be persistent/istiqamah/tekun/gigih.

2. Pahami requirementnya/syarat-syaratnya dengan baik.

3. Segera bentuk diri kita untuk memenuhi requirement itu.

Misalnya, kalau requirementnya adalah "pernah menerbitkan tulisan", segera belajar untuk menerbitkan tulisan meskipun kecil-kecilan di majalah dinding kantor, di newsletter remaja masjid, di surat pembaca koran, menerjemahkan, mengedit, dan cari segala kesempatan untuk bisa menerbitkan tulisan.

Atau, kalau requirementnya adalah aktif dalam kegiatan sosial, maka segera cari segala kesempatan untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran kita untuk kegiatan-kegiatan sosial. Musibah Aceh adalah ladang pahala/amal yang besar sekaligus kesempatan untuk membentuk diri kita menjadi orang yang memenuhi persyaratan beasiswa.

Kalau kemampuan berbahasa asing selain b. inggris akan memberi nilai tambah, maka segera cari cara untuk bisa belajar bahasa asing tambahan.

4. Berdo'a. Karena kita sesungguhnya tidak pernah punya kuasa apapun selain yang diperkenankan Allah.

5. Setelah itu, bersabar. Karena sesungguhnya Tuhan selalu lebih mengetahui tentang apa yang terbaik bagi kita.

Sekitar 15 tahun yang lalu, saya pernah gagal mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar Indonesia-Amerika karena B. Inggris saya masih hancur-lebur. Awalnya saya kecewa. Tapi beberapa tahun kemudian, baru tampak oleh saya bahwa tidak berhasilnya saya mendapatkan beasiswa itu sebenarnya adalah sebuah rahmat bagi saya karena hidup saya di Indonesia selama beberapa tahun kemudian itu sungguh telah membentuk saya menjadi orang yang lebih baik dibandingkan yang saya prediksi kalau saya
mendapatkan beasiswa tersebut.

Percaya bahwa Tuhan pasti Maha Adil. Setiap usaha kita tidak akan pernah ada yang menguap sia-sia. Setiap perbuatan baik, sekecil apapun, pasti berbalas. Setiap usaha kita, pasti mendatangkan hasil yang sepadan.

-Ira-

copyright milis beasiswa